Malaikat Dalam Kristen Dan Islam

Malaikat Dalam Kristen Dan Islam

Ucapan Belasungkawa Islam

Malaikat Termasuk ke dalam Makhluk Gaib

Iman kepada Malaikat Allah SWT berarti kita juga mempercayai dengan sepenuh hati bahwa kita percaya atas kebesaran Allah SWT, jika seseorang kemudian tidak percaya adanya Malaikat Allah SWT, maka orang tersebut tidak dikatakan sebagai orang yang mukmin atau beriman.

Malaikat yang diciptakan Allah SWT sudah ada sebelum manusia diciptakan. Penciptaan Malaikat juga berbeda dengan manusia, Allah SWT dalam menciptakan Malaikat berasal dari nur atau cahaya.

Dikutip dari buku Rahasia Alam Malaikat Jin serta Setan karya Umar Sulaiman, Malaikat termasuk ke dalam makhluk gaib. Artinya, mereka kemudian tidak terlihat, dan tidak bisa diraba, serta tidak bisa dirasa oleh panca indera manusia, jasad Malaikat halus serta dapat berubah-ubah. Para Malaikat juga bukan laki-laki atau perempuan. Allah SWT juga menciptakan Malaikat dalam wujud yang indah. Sebagaimana dalam firman Allah QS. Yusuf ayat 31.

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Artinya: Maka saat wanita-wanita itu melihatnya, mereka akan merasa kagum kepada (keelokan rupa)nya serta mereka akan melukai (jari) tangannya dan berkata: ‘Maha sempurnalah Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tak lain adalah Malaikat yang mulia’. (QS. Yusuf: 31).

Malaikat Pencabut Nyawa di Islam

Malaikat pencabut nyawa dikenal dengan nama malaikat Izrail. Nama Izrail, menurut pakar tafsir Prof. Quraish Shihab, tidak diketahui secara jelas asal muasal namanya karena tidak ditemukan dalam Al-Quran maupun sunnah yang shahih. Namun, nama tersebut sudah lekat sekali diidentikkan dengan pencabut nyawa manusia.

Ada sebuah informasi tentang malaikat pencabut nyawa yang mungkin belum diketahui. Malaikat pencabut nyawa tidak hanya satu, melainkan berjumlah banyak. Tugas malaikat mencabut nyawa manusia disebutkan dalam Al-Quran surat As-Sajadah: 11.

? ???? ?????????????? ??????? ????????? ???????? ??????? ?????? ????? ????? ????????? ???????????? ?

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.”

Informasi tersebut disajikan dalam buku karya Prof. Quraish Shihab, “Malaikat dalam Al-Qur’an: Yang Halus & Yang Terlihat”.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa malaikat maut tidak hanya berjumlah satu, melainkan banyak. Adapun malaikat Izrail sendiri, disebut sebagai pemimpin dari sekian banyak malaikat pencabut nyawa.

Terdapat dua keterangan dalam Al-Quran yang menerangkan tentang jumlah malaikat pencabut nyawa (malakul maut):

????? ?????????????? ??????? ????????? ??????? ??????? ?????? ????? ?????? ????????? ???????????

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kalian, kemudian kepada Tuhan kalian, kalian akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah : 11)

Pada ayat ini, malaikat disebutkan dengan kata tunggal; malak (???????), yang menunjukkan bahwa jumlah malaikat pencabut nyawa hanya satu.

Artikel terkait: 10 Nama Malaikat Beserta Tugasnya yang Penting untuk Parents Ajarkan kepada Anak

Seperti dalam ayat berikut:

?????? ?????????? ?????? ??????????? ?????????? ?????????? ???????? ???????? ????? ?????? ?????????? ????????? ??????????? ????????? ?????? ??? ????????????

Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. (QS. Al-An’am : 61)

Dua keterangan tentang jumlah malaikat maut (pencabut nyawa) pada ayat-ayat di atas, alhamdulillah tidaklah bertentangan. Sebab, malaikat maut memang jumlahnya satu, tetapi ia memiliki banyak pasukan yang membantu tugasnya.

Malaikat di Sisi Kita

Bagi setiap muslim, mengimani adanya Malaikat adalah sebuah keniscayaan. Namun, pernahkah kita benar-benar mencari tahu dan memahami peran-peran Malaikat di sisi kita? Hanya karena para Malaikat tersebut tidak terlihat, kita cenderung “melupakan” betapa hidup ini sungguh diberkahi dengan keberadaan mereka. Buku ini hadir untuk memberikan pengetahuan pada kita tentang peran-peran Malaikat yang ada di sisi kita. Kenapa kita harus membaca buku ini? – Penulis merupakan salah seorang cendekiawan muda Muslim asal Amerika yang cukup populer dan menjadi rujukan. – Memuat pengetahuan tentang keberadaan para Malaikat di sisi kita serta peran masing-masing. – Menguak keberkahan yang dibawa oleh para Malaikat dengan kehadiran mereka di bumi ini. – Menyuguhkan doa-doa yang dilantunkan oleh para Malaikat dalam tiap aktivitas (amalan) yang kita lakukan. Buku Malaikat di Sisi Kita (Angels in Your Presence) ini memuat dan mengeksplorasi berbagai peran yang diusung oleh para Malaikat dalam kehidupan kita sehari-hari dan berkah yang mereka bawa dari alam tidak kasatmata atas izin Allah SWT. Dengan penggambaran yang indah, buku ini merangkum pengetahuan dan petunjuk berharga tersebut agar kita bisa terus mengoptimalkan ibadah kepada-Nya.

Sumber: dari berbagai sumber

Malaikat dalam Al-Qur’an: Seri Makhluk Ghaib

Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah, bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Jadi, persoalannya bukan pada ada atau tidaknya wujud tersebut, tetapi lebih pada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar. Buku ini membahas tentang keberadaan Malaikat terkait dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan berbagai hal, mulai dari mengimani keberadaannya, kemampuannya, jenis Malaikat dan fungsinya, serta hubungan Malaikat dengan aktivitas manusia.

Malaikat Agung Sealtiel

Malaikat Sealtiel adalah salah satu dari 7 Malaikat agung dalam tradisi agama Katolik, Santo Sealtiel merupakan malaikat agung yang bertugas menghadapkan doa-doa umat manusia kepada Tuhan. Sealtiel juga di gambarkan sebagai lambang doa penghubung antara manusia dengan Tuhan, dan berperan sebagai penjaga Misa Kudus.

Melalui artikel ini, kita telah memahami mengenai 7 nama-nama malaikat beserta tugasnya menurut agama Katolik. Melalui artikel ini kita memahami tentang keberagaman iman dan keyakinan, kepercayaan akan keberadaan malaikat dan juga pengabdiannya menjadi bagian penting dalam agama Katolik. Setiap malaikat agung memiliki tugas dan peran penting dalam membantu umat manusia dan melayani Tuhan.

Kehadiran malaikat mengingatkan kita akan kasih dan perhatian Tuhan, mengajarkan pentingnya berdoa, dan meneladani sikap-sikap seperti kesetiaan, kasih, dan ketaatan kepada Tuhan.

Artikel ini mengajak kita untuk saling menghormati dalam keberagaman iman, bersyukur atas berkat dalam hidup, dan menyayangi sesama. Dengan menghayati pesan-pesan yang tersirat dalam tugas-tugas malaikat, kita dapa memperkaya pengalaman rohani dan meningkatkan keimanan spiritual kita dalam perjalanan hidup kita.

Dalam Kekristenan, malaikat adalah agen Allah, berdasarkan pada malaikat dalam Yudaisme.[1] Hierarki malaikat Kristen yang paling berpengaruh adalah yang dikemukakan oleh Pseudo-Dionysius Areopagite pada abad ke 4 atau ke 5 dalam bukunya De Coelesti Hierarchia (Dalam Hierarki Selestial).

Selama Abad Pertengahan, banyak skema diusulkan tentang hierarki, beberapa menggambar dan memperluas Pseudo-Dionysius, yang lain menyarankan klasifikasi yang sama sekali berbeda.

Menurut para teolog Kristen abad pertengahan, para malaikat diatur dalam beberapa ordo, atau "Paduan Suara Malaikat".[2][3]

Pseudo-Dionysius (Tentang Hirarki Surgawi) dan Thomas Aquinas (Summa Theologiae) mengambil bagian-bagian dari Perjanjian Baru, khususnya dalam Galatia 3:26-28, Matius 22:24-33, Efesus 1:21-23, dan Kolose 1:16, untuk mengembangkan skema tiga Hierarki, Spheres atau Triad malaikat, dengan masing-masing Hierarki berisi tiga Orde atau Paduan Suara. Meskipun kedua penulis menggunakan Kitab Perjanjian Baru, kanon Alkitab relatif diam pada subjek, dan hierarki ini dianggap kurang definitif daripada materi Alkitab.

Seperti yang disebutkan dalam doktrin teologis tentang persekutuan orang-orang kudus, di Firdaus ada visi yang sama dan unik tentang kebenaran dan kontemplasi Wajah Allah, tanpa ada perbedaan apa pun antara malaikat atau jiwa manusia. Teologia Summa menyatakan bahwa ada derajat yang berbeda dalam hal penciptaan, tentang kekuatan syafaat bagi Allah dan tentang kepercayaan langsung dalam kehidupan manusia.

Serafim (tunggal "Seraf") secara harfiah diterjemahkan "yang terbakar", kata seraf biasanya merupakan sinonim untuk ular ketika digunakan dalam Alkitab Ibrani.[4] Disebutkan dalam Yesaya 6:1-7, Serafim adalah kelas malaikat tertinggi dan mereka melayani sebagai penjaga takhta Allah dan terus menerus memuji: "Suci, suci, suci Ialah Tuhan semesta alam; seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya!" Menurut Yesaya 6: 1-8, Serafim digambarkan sebagai makhluk bersayap enam yang berapi-api; dengan dua sayap yang menutupi wajah mereka, dengan dua sayap lain yang menutupi kaki mereka, dan dua sayap terakhir yang mereka gunakan untuk terbang.

Kerubim memiliki empat wajah: satu dari seorang lelaki, seekor lembu, singa, dan seekor rajawali (yang kemudian diadopsi sebagai simbol dari keempat penginjil). Mereka memiliki empat buah sayap siam yang ditutup dengan mata (walaupun Wahyu 4: 8 tampak menggambarkan mereka dengan enam sayap seperti serafim), tubuh singa, dan kaki lembu. Kerubim menjaga jalan ke pohon kehidupan di Taman Eden (Kejadian 3:24) [5] dan tahta Allah (Yehezkiel 28: 14-16).[6]

Kerub disebutkan dalam Kejadian 3:24;[5] Keluaran 25:17–22; 2 Tawarikh 3:7–14; Yehezkiel 10:12–14,[7] 28:14–16;[6] 1 Raja-Raja 6: 23–28;[8]

Penggunaan bahasa modern telah mengaburkan perbedaan antara kerubim dan putti. Putti adalah makhluk seperti bayi/balita yang sering tanpa sayap (terkadang bersayap) yang secara tradisional digunakan dalam seni figuratif.

St Thomas Aquinas membayangkan Setan sebagai kerub yang jatuh.[9]

"Singgasana" atau "Takhta" (bahasa Yunani: thronoi, jmk: thronos), adalah kelas makhluk surgawi yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 1:16 (Perjanjian Baru). Mereka adalah simbol yang hidup dari keadilan dan otoritas Allah, dan memiliki "singgasana" sebagai salah satu simbol mereka.

Sudah lazim untuk menemukan bahwa Singgasana dikaitkan oleh beberapa, dengan Ophanim atau Erelim dari hierarki malaikat Yahudi. Namun ada sedikit bukti ada untuk mempertahankan gagasan ini. Ophanim (Ibrani: ofanim: Roda, dari penglihatan [[]] Daniel:7:9-TB) terlihat tidak biasa, bahkan dibandingkan dengan makhluk surgawi lainnya, ditambah mereka dikatakan "digerakkan oleh roh makhluk lain." Yang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah Ophanim adalah makhluk spiritual atau apakah mereka murni makhluk material. Pelek mereka ditutupi dengan ratusan mata. Mereka lebih dekat berhubungan dengan Kerubim sebagai gantinya: "Ketika mereka bergerak, yang lain bergerak; ketika mereka berhenti, yang lain berhenti; dan ketika mereka bangkit dari bumi, roda-rodanya naik bersama mereka; karena semangat makhluk hidup [Kerubim] Berada di atas roda. " Yehezkiel 10:17.

Para teolog Kristen yang memasukkan Singgasana sebagai salah satu paduan suara tidak menggambarkan mereka sebagai roda, menggambarkan mereka sebagai pemuja lelaki tua yang mendengarkan kehendak Tuhan dan mempersembahkan doa-doa manusia. Empat dan Dua Puluh Penatua dalam Kitab Wahyu biasanya dianggap sebagai bagian dari kelompok malaikat ini.

"Kekuasaan" (Lat dominatio, plural dominationes; Efesus 1:21), juga diterjemahkan sebagai "Pemerintah" (Yunani kyriotētes, Jmk dari kyriotēs; Kol 1:16), sebagai hierarki makhluk langit "Lordships" dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris dari De Coelesti Hierarchia. Dominion mengatur tugas malaikat rendah. Sangatlah jarang para malaikat menampakkan diri mereka dan dikenali manusia.

Dominion diyakini terlihat seperti manusia yang cantik secara ilahi dengan sepasang sayap berbulu, sangat mirip dengan representasi umum malaikat, tetapi mereka dapat dibedakan dari kelompok lain dengan menggunakan bola cahaya yang diikatkan ke kepala scepters mereka atau di pommel dari pedang mereka. [ rujukan? ]

Malaikat-malaikat ini adalah mereka yang muncul saat terjadi tanda-tanda dan mukjizat di dunia.[10]

Istilah ini muncul untuk dihubungkan dengan atribut "kekuatan", dari dynamis akar Yunani (jmk Dynameis) di Efesus 1:21, yang juga diterjemahkan sebagai "Kebajikan" atau "Kekuatan". Mereka hadir sebagai Paduan Suara surgawi "Kebajikan", di Summa Theologica.

Dari De Coelesti Hierarchia karya Pseudo-Dionysius the Areopagite:

"Nama Kebajikan Suci menandakan kejantanan yang kuat dan tak tergoyahkan mengalir ke semua energi seperti Tuhan mereka; tidak menjadi lemah dan lemah untuk setiap penerimaan Iluminasi ilahi yang diberikan kepadanya; meningkat ke atas dalam penuh kekuatan untuk asimilasi dengan Tuhan; tidak pernah jatuh jauh dari Kehidupan Ilahi melalui kelemahannya sendiri, tetapi naik dengan tak tergoyahkan ke Kebajikan yang superessensial yang merupakan Sumber kebajikan: membentuk dirinya sendiri, sejauh mungkin, dalam kebajikan, dengan sempurna berbalik ke arah Sumber kebajikan, dan mengalir dengan hemat kepada orang-orang di bawahnya, dengan berlimpah mengisi mereka dengan kebajikan. "

"Kekuatan" (lat. Potestas (s), jmk. Potestates), juga diterjemahkan sebagai "Penguasa" (dari bahasa Yunani exousiai, jmk exousia; lihat akar bahasa Yunani di Ef 3:10),[10] bertugas untuk mengawasi pergerakan benda-benda langit untuk memastikan bahwa kosmos tetap teratur.[butuh rujukan]Menjadi malaikat prajurit, mereka juga menentang roh-roh jahat, terutama mereka yang memanfaatkan masalah ini di alam semesta, dan sering mengusir roh-roh jahat ke tempat-tempat penahanan. Malaikat-malaikat ini biasanya diwakili sebagai prajurit yang mengenakan baju besi dan helm penuh, dan juga memiliki senjata defensif dan ofensif seperti masing-masing perisai dan tombak atau rantai.

"Kerajaan" (bahasa Latin: principatus), juga diterjemahkan sebagai "Pemerintah" (dari bahasaYunani archai, jmk archē; lihat akar bahasa Yunani dalam Ef 3:10), adalah para malaikat yang membimbing dan melindungi bangsa-bangsa, atau kelompok-kelompok orang, dan lembaga-lembaga seperti Gereja. Para Kepala Kerajaan memimpin kelompok malaikat dan menugasi mereka untuk memenuhi pelayanan ilahi. Ada beberapa malaikat yang mengelola dan ada beberapa yang membantu.[10]

Para Kerajaan ditampilkan mengenakan mahkota dan membawa tongkat kerajaan. Tugas mereka juga adalah untuk melaksanakan perintah yang diberikan kepada mereka oleh malaikat bola atas dan mewariskan berkah bagi dunia material. Tugas mereka adalah mengawasi kelompok orang. Mereka adalah pendidik dan wali dari dunia bumi. Seperti halnya makhluk yang terkait dengan dunia ide-ide germinal, mereka dikatakan menginspirasi makhluk hidup untuk banyak hal seperti seni atau sains.[11]

Paulus menggunakan istilah pemerintahan dan otoritas dalam Efesus 1:21,[12] dan penguasa dan otoritas dalam Efesus 3:10.[13]

Kata "malaikat agung" berasal dari bahasa Yunani ἀρχάγγελος (Archangelos), yang berarti malaikat kepala, terjemahan dari bahasa Ibrani רב־מלאך (rav-mal'ákh) [14] Ia berasal dari bahasa Yunani archein, yang berarti menjadi yang pertama di peringkat atau kekuasaan; dan angelos yang berarti utusan. Kata ini hanya digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru: 1 Tesalonika 4:16:TB dan Yudas 1:9:TB. Perlu juga dicatat bahwa istilah 'malaikat agung' di dalam muncul dalam bentuk tunggal dan merujuk pada Mikhael.

Dalam kebanyakan tradisi Kristen, Gabriel juga dianggap sebagai malaikat agung, tetapi tidak ada dukungan sastra langsung untuk asumsi ini.

Nama malaikat agung Rafael hanya muncul dalam Kitab Tobit (Tobias). Kitab Tobit dianggap Deuterokanonika oleh Katolik Roma (Ritus Timur dan Barat), Kristen Ortodoks Timur, dan Anglikan. Namun, Kitab Tobit tidak diakui oleh sebagian besar denominasi Protestan, seperti orang Kristen Reformasi atau Baptisan. Rafael berkata kepada Tobias bahwa dia adalah "salah satu dari tujuh orang yang berdiri di hadapan Tuhan", dan secara umum diyakini bahwa Mikhael dan Gabriel adalah dua dari enam malaikat agung lainnya.

Dalam teologi Ortodoks, nama malaikat agung keempat, yaitu Uriel yang namanya secara harfiah berarti "Terang Allah" muncul. Nama Uriel adalah satu-satunya yang tidak disebutkan dalam Alkitab Kristen Barat, tetapi memainkan peran penting dalam sebuah apokrif yang dibaca oleh orang-orang Kristen Anglikan dan Ortodoks Rusia, yaitu dalam Buku Ezra kedua (Buku Esdra keempat dalam Vulgata Latin). Dalam buku itu, ia mengungkap tujuh nubuat kepada nabi Ezra, setelah siapa nama buku itu dinamai. Ia juga berperan dalam Kitab Henokh Apokrifa, yang dianggap kanonik oleh Gereja Ortodoks Ethiopia dan Gereja Ortodoks Eritrea. Gereja Katolik tidak menganggap Uriel sebagai malaikat[15] sama seperti Kitab Henokh juga bukan bagian dari Alkitab Katolik.[16]

Tidak diketahui berapa banyak jumlah malaikat agung, tetapi beberapa tradisi mempercayai bahwa ada tujuh malaikat yang digelari "malaikat agung. Tujuh Malaikat Agung dikatakan sebagai malaikat penjaga bangsa dan negara, dan peduli dengan masalah dan peristiwa di sekitar, termasuk politik, masalah militer, perdagangan dan perdagangan: misalnya Malaikat Agung Mikhael secara tradisional dipandang sebagai pelindung 'Israel' dan ecclesia (Yun. akar kata ekklesia dari bagian-bagian Perjanjian Baru), secara teologis disamakan dengan Gereja, cikal bakal Israel Baru yang spiritual. Kemungkinan interpretasi lain dari ketujuh malaikat adalah bahwa ketujuh ini adalah tujuh roh Allah yang berdiri di hadapan takhta yang dijelaskan dalam Kitab Henokh, dan dalam Kitab Wahyu.[17]

"Malaikat" atau malakhim (Ibr: מַלְאָכִים), yaitu malaikat "biasa" (Yun: Ἄγγελοι, pl. Yun: Ἄγγελος, angelos, yaitu utusan), adalah urutan terendah dari makhluk langit, yang paling dikenal. Mereka adalah orang-orang yang paling peduli dengan urusan manusia. Dalam kategori malaikat, ada banyak jenis yang berbeda, dengan fungsi yang berbeda. Malaikat dikirim sebagai pembawa pesan ke umat manusia. Malaikat pelindung pribadi datang dari kelas ini.

Malaikat pelindung pribadi bukan dari berasal tatanan yang terpisah, melainkan berasal dari tatanan Malaikat. Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa mereka ditugaskan untuk setiap manusia, Kristen atau bukan.[18] Tidak diketahui apakah mereka menjaga banyak manusia selama keberadaan mereka atau hanya satu, tetapi ini merupakan pendapat yang lebih umum.[19]

Menurut Pseudo-Dionysius di dalam De Coelesti Hierarchia (sekitar abad ke-5), sembilan jenis malaikat tersebut dikelompokkan dalam tiga "paduan suara malaikat". "Paduan suara pertama" yang melayani sebagai hamba surgawi dari Allah Anak yang berinkarnasi, terdiri dari Serafim, Kerubim, dan Singgasana. "Paduan suara kedua" yang bekerja sebagai pengelola surgawi dari ciptaan dengan menundukkan materi dan membimbing dan memerintah roh, terdiri dari Kekuasaan, Kebajikan, dan Kekuatan. "Paduan suara ketiga" yang berfungsi sebagai pemandu surgawi, pelindung, dan utusan bagi manusia, terdiri dari Kerajaan, Malaikat Agung, dan Malaikat (biasa).

Selama Abad Pertengahan, banyak skema diusulkan, beberapa menggambar dan memperluas Pseudo-Dionysius, yang lain menyarankan klasifikasi yang sangat berbeda (beberapa penulis membatasi jumlah Paduan Suara hingga tujuh). Beberapa hierarki lain diusulkan, beberapa dalam urutan yang hampir terbalik. Beberapa skema tersebut antara lain:

Di samping ini, daftar luas malaikat dan setan milik semua paduan suara dapat ditemukan dalam The Lemegeton dan The Sixth and Seventh Books of Moses.

Tugas Malaikat – Sebagai umat Muslim, kita diwajibkan untuk meyakini Rukun Iman. Rukun Iman sendiri meyakini serta percaya bahwa sosok-sosok yang disebutkan di dalam rukun tersebut, walaupun tidak dapat dilihat secara langsung.

Salah satu Rukun Iman yang harus dipercayai oleh umat Muslim adalah percaya kepada Malaikat. Dalam agama Islam, Malaikat merupakan makhluk Allah SWT yang diciptakan dari cahaya. Terdapat ribuan Malaikat di dunia yang bertugas membantu Allah SWT, seperti mencatat amal baik dan amal buruk, menjaga pintu surga dan neraka, dan sebagainya.

Supaya Grameds mengetahui lebih dalam tentang tugas Malaikat, maka bisa simak artikel ini. Berikut ini nama-nama Malaikat dan tugasnya yang wajib diketahui oleh umat Islam.

Malaikat (bahasa Arab: الملائكة‎ (jamak); tunggal: الملك) menurut agama Islam merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, Malaikat tidak makan ataupun minum dan tidak memiliki hawa nafsu seperti manusia. Menurut bahasa Arab, kata “Malaikat” sendiri merupakan kata jamak dari kata malak yang berarti kekuatan. Kata ini sediri menjadi bentuk mashdar (infinitif) al-alukah yang berarti risalah ataupun misi.

Malaikat sendiri merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah dan tidak pernah membangkang. Malaikat selalu beribadah kepada Allah Swt tiada henti serta mereka senang mencari dan mengelilingi majelis dzikir. Selain itu, Malaikat juga mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah Swt yaitu mereka dapat mengubah bentuknya menyerupai manusia.

Malaikat sebagai makhluk surgawi yang diciptakan oleh Allah (dalam Islam) dari cahaya kemudian melakukan tugas-tugas tertentu yang diberikan kepadanya. Sementara sang pembawa misi biasanya disebut juga dengan Rasul. Malaikat sendiri diciptakan oleh Allah dari cahaya atau nur jika berdasarkan kepada hadist nabi Muhammad, “Malaikat ini sendiri telah diciptakan dari cahaya”.

Untuk meyakini keberadaan Malaikat sendiri merupakan salah satu dari enam Rukun Iman dalam Islam, tepatnya rukun iman yang kedua. Percaya kepada Malaikat adalah meyakini bahwa adanya Malaikat, walau tak terlihat, dan meyakini bahwa mereka kemudian menjadi satu makhluk ciptaan Allah. Mereka juga menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya serta tidak pernah berdosa.

Tak seorang pun kemudian mengetahui jumlah pasti Malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Meskipun pada dasarnya manusia tidak dapat melihat Malaikat, tetapi jika Allah berkehendak maka Malaikat dapat dilihat oleh manusia. Hal ini umumnya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi serta Rasul, seperti yang terjadi kepada Nabi Ibrahim.

Malaikat Agung Yehudiel

Malaikat Yuhudiel adalah malaikat yang bertanggung jawab sebagai penolong umat manusia di saat kematian, dan penjaga Sakramen Pengurapan orang sakit. Malaikat Yuhudiel di gambarkan sebagai pembawa sebuah mahkota yang penuh pengampunan dan penebusan belas kasih serta kemenangan yang menunggu di kehidupan selanjutnya.

Mengundang Malaikat ke Rumah

“Bagi manusia ada Malaikat-Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah …” (QS. ar-Ra’d: 11) Setiap muslim pasti mendambakan rumah yang senantiasa dihadiri oleh para Malaikat Allah dan dijauhkan dari syaitan! Kehadiran Malaikat akan membuat rumah kita laksana surga. Kehadiran mereka di rumah akan melahirkan aura ketenteraman, kesejukan, dan kedamaian ruhani. Dapatkah kita mengundang kehadiran Malaikat? Bagaimana agar Malaikat bersedia hadir dan mengunjungi rumah kita? Bagaimana mewujudkan rumah yang penuh keberkahan? Amal-amal apa saja yang bisa menghadirkan Malaikat? Insya Allah, buku ini mampu memotivasi diri untuk lebih giat melakukan amal-amal kebajikan dan menjadikan rumah kita laksana surga… “Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan didatangi Malaikat, dijauhi syaitan dan akan membanjir pula kebaikan ke dalamnya, jika dibacakan al-Quran di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi Malaikat dan akan didatangi syaitan serta tidak akan banyak kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan al-Quran.” (HR. ad-Darimi)

Malaikat dalam Al-Qur’an: yang Halus & Tak Terlihat

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, setan, Malaikat dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan makhluk yang halus dan tak terlihat ini tidak terdeteksi oleh metodologi keilmuan mereka yang populer disebut sebagai metode ilmiah. Karena tidak terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan perbincangan tentangnya secara indrawi dan rasional bukan berarti wujud itu tidak ada.Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah, bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Jadi, persoalannya bukan pada ada atau tidaknya wujud makhluk tersebut, tetapi lebih pada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar.Buku ini membahas tentang keberadaan Malaikat dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan berbagai hal, mulai dari mengimani keberadaannya.

Malaikat (serapan Arab: مَلَائِكَة‎‎, rumi: malā'ikah, bentuk jamak kata مَلَك‎ malak atau مَلَاك‎ malāk[1] yang bermaksud kekuatan) dalam Islam, merupakan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah-perintah daripada Allah Yang Maha Berkuasa. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma dalam pelbagai bentuk rupa yang dikehendaki dengan izin Allah SWT. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Nabi Luth menyerupai lelaki yang kacak[2]. Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan cahaya yang bergerak laju).

Umat Islam Muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال).

Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat. Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil.

Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman adalah :-

Dari nama-nama malaikat di atas lebih tiga yang disebut dalam Al Qur'an, iaitu Jibril[6], Mikail[7], Malik[8], Raqib & Atid[9]. Sedangkan Israfil,Mungkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemui sumbernya baik dalam Al Quran mahupun Hadis. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Quran, dia hanya disebut sebagai Malaikat Maut atau malakkul maut ( ملك موت)

Walaupun namanya hanya disebut dua kali dalam Al Quran, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al-Quran dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin & lain lain.

Selain dari sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui berapa banyak bilangannya melainkan Allah SWT satu daripada mereka diberi nama Malaikat Zabaniah (زبانية) yang merupakan malaikat Allah SWT yang ditugaskan untuk membawa ahli neraka ke neraka & menyeksa mereka serta menyeksa & menangkap Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis, umumnya malaikat Zabaniah diberikan tugas untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah SWT. Malaikat-malaikat juga diturunkan oleh Allah SWT ketika umat Islam berperang membantu tentera Islam sehingga tentera kafir gentar melihat bilangan tentera Islam yang banyak.

Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya melainkan Allah SWT.

Antara malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy iaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah:

Dalam Islam, Iman kepada malaikat adalah salah satu Rukun Iman. Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah benar-benar wujud. Malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh mata kasar, tetapi dapat diketahui dan difahami secara majaz(metafora), seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para nabi dan rasul menerima wahyu melalui perantara malaikat Allah.

Iman kepada malaikat merupakan Rukun Iman yang ke-2. Rukun Iman yang 6 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, juga tidak dapat dipilih-pilih. Sehingga tidak disebut orang beriman jika tidak meyakini salah satu dari Rukum Iman.

Asal-usul kejadian Malaikat telah direkodkan dalam Hadith yang pernah diriwayatkan dalam Hadis Riwayat Muslim oleh Aisyah yang dilaporkan bahawa Muhammad bersabda

Walau bagaimanapun, jenis, sifat dan hakikat tersebut tidak diterangkan secara lanjut dalam mana-mana sumber yang lain.

Malaikat pula dijadikan dalam keadaan bersayap, sama ada dua, tiga ataupun lebih.[12] Kejadian tersebut juga dilengkapi dengan rupa yang cantik.[13] Walaupun begitu, setiap malaikat tidak mempunyai kejadian dan kedudukan yang sama. Setiap Malaikat mempunyai keistimewaan, tugas, dan kedudukan yang berbeza bergantung kepada kehendak Allah.[14][15]

Kejadian istimewa Malaikat juga menjadikan Malaikat sebagai makhluk yang tidak bernafsu. Maka, Malaikat tidak akan makan, minum,[16] bosan yang sentiasa mengabdikan diri kepada Allah.[17][18] Malaikat juga tidak berjantina iaitu bukan dari kalangan lelaki mahupun perempuan juga beranak-pinak.[19][20]

Terdapat banyak riwayat terutamanya Hadith yang memperihalkan besarnya saiz Malaikat. Kebanyakan saiz Malaikat dikisahkan dengan perbandingan saiz bumi, langit, jarak cahaya, jarak masa, antara timur dan barat, dan perbandingan lain yang berskala besar menunjukkan bahawa saiz sebenar Malaikat adalah jauh sangat besar berbanding saiz manusia.

Nabi Muhammad S.A.W pernah melihat rupa sebenar Malaikat Jibril sebanyak 2 kali, iaitu ketika peristiwa Israk dan Mikraj. Perkara ini diceritakan sendiri di dalam al-Quran:

(5) Wahyu itu (disampaikan dan) diajarkan kepadanya oleh (malaikat Jibril) yang amat kuat gagah, -(6) Lagi yang mempunyai kebijaksanaan; kemudian ia (malaikat Jibril) memperlihatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad) dengan rupanya asal, -(7) Sedang ia (malaikat Jibril) berada di arah yang tinggi (di langit);(8) Kemudian ia (malaikat Jibril) mendekatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad), lalu ia berjuntai sedikit demi sedikit,(9) Sehingga menjadilah jarak (di antaranya dengan Nabi Muhammad) sekadar dua hujung busaran panah, atau lebih dekat lagi;(10) Lalu Allah wahyukan kepada hambaNya (Muhammad, dengan perantaraan malaikat Jibril) apa yang telah diwahyukanNya........(13) Dan demi sesungguhnya! (Nabi Muhammad) telah melihat (malaikat Jibril, dalam bentuk rupanya yang asal) sekali lagi,(14) Di sisi "Sidratul-Muntaha";(15) Yang di sisinya terletak Syurga "Jannatul-Makwa".(16) (Nabi Muhammad melihat jibril dalam bentuk rupanya yang asal pada kali ini ialah) semasa " Sidratul Muntaha" itu diliputi oleh makhluk-makhluk dari alam-alam ghaib, yang tidak terhingga.(17) Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak berkisar daripada menyaksikan dengan tepat (akan pemandangan yang indah di situ yang diizinkan melihatnya), dan tidak pula melampaui batas.(18) Demi sesungguhnya, ia telah melihat sebahagian dari sebesar-besar tanda-tanda (yang membuktikan luasnya pemerintahan dan kekuasaan) Tuhannya.

– al-Quran, Surah an-Najm, Ayat 5-9, 13-18

Ketika peristiwa Israk dan Mikraj itu, Rasulullah yang melihat Malaikat Jibril dalam keadaan rupanya yang sebenar lantas memuji Malaikat Jibril akan kehebatannya. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini. Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada Rasulullah bahawa jangan memujinya kerana Rasulullah masih belum melihat Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya. Lalu Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril, jika masih ada Malaikat yang lebih hebat daripadanya?" Malaikat Jibril menjawab,

"Ya, ada. Malaikat Israfil mempunyai 1,200 sayap, yang satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril."

Sesudah itu, Rasulullah bertanya lagi," Adakah Malaikat Israfil paling hebat?" Jawab Malaikat Jibril,

"Tidak, Malaikat yang memikul Arasy Allah. Malaikat ini mempunyai 2,400 sayap yang satu sayapnya menyamai 1,200 sayap Malaikat Israfil".

Salah satu riwayat memperihalkan pula tentang saiz Malaikat pemikul Arasy itu.

"Telah diizinkan bagiku untuk menceritakan tentang seorang malaikat di antara malaikat-malaikat pemikul Arasy. Sesungguhnya apa yang ada di antara dua cuping telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun (dalam riwayat lain, 700 tahun burung terbang dengan laju)."

Malaikat telah lama wujud atau diciptakan sebelum kewujudan Adam sebagai manusia pertama. Malah, malaikat juga yang dipertanggungjawabkan oleh Allah untuk mengambil tanah di bumi untuk dijadikan acuan kepada penciptaan Adam. Malaikat pertama yang diutuskan Allah untuk mengambil tanah adalah Jibril kemudian Mikail namun kedua-duanya gagal dan pulang ke hadrat Allah kerana tanah menangis memohon agar tidak mengambil mereka sebaliknya mengambil bahan-bahan lain untuk dijadikan manusia. Kemudian Allah mengutus Izrail,dengan taat dan tanpa menghiraukan tangisan tanah, maka Izrail merentap mereka dan membawanya kepada Allah. Sempena peristiwa ini Allah telah melantik Izrail sebagai malaikat pencabut nyawa-"Malaikatul Maut". Tugas ini ditolak Izrail kerana sekiranya manusia akan mengutuk serta membencinya namun Allah memberi jaminan kepada Izrail dengan menjadikan setiap maut pasti ada penyebabnya agar Izrail tidak dipersalahkan.

Terdapat sangkaan Yang salah bahawa iblis itu ketua bagi para Malaikat. Hakikatnya, iblis dan Malaikat adalah makhluk ciptaan yang berbeza. Malaikat sentiasa taat pada Allah manakala iblis ingkar perintah Allah.

Malaikat (bahasa Arab: المَلَائِكَة (jamak); tunggal: المَلَك atau المَلْأَك) menurut agama Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah tidak makan dan tidak minum dan juga tidak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah dan tidak pernah membangkang kepadaNya. Malaikat selalu beribadah kepada Allah tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi majlis dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah yaitu mereka dapat mengubah bentuknya seperti manusia. Malaikat makhluk surgawi yang diciptakan oleh Allah (Islam) dari cahaya untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang diberikan kepadanya. Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya (nur) berdasarkan hadist nabi Muhammad, “Malaikat telah diciptakan dari cahaya (Kemendikbud, 2013:91)”[1][2].

Meyakini keberadaan malaikat merupakan salah satu dari enam Rukun iman dalam Islam, tepatnya rukun iman yang kedua.[3] Percaya kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun tidak terlihat, dan meyakini bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya serta tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.

Walaupun pada dasarnya manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia. Hal ini biasanya terjadi pada para nabi dan rasul. Malaikat selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul, seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.

Dalam bahasa arab, kata "malaikat atau malaikah" (ملائكة) adalah bentuk jamak atau plural. Bentuk tunggalnya adalah "malak" (ملك). Asal dari kata malak yaitu dari kata "alaka ya’luku alukatan" (ألك – يألك – ألوكة), artinya mengirim pesan atau mengutus, bentuk masdar(infinitif) mim-nya adalah ma’lak (مألك) yang artinya utusan.

Ada juga yang mengatakan, asalnya dari kata "la’aka yal’aku" (لأك – يلأك), yang juga memiliki arti mengirim atau mengutus. Sehingga bentuk masdar(infinitif) mim-nya adalah mal’ak (ملأك), yang berarti utusan.

Karena sulit diucapkan, hamzah yang terdapat di tengah harus dibuang kemudian harakat fathah dari huruf hamzah tersebut diberikan kepada huruf lam sehingga menjadi malak (ملك). Oleh sebab itu hamzah ini akan muncul lagi dalam bentuk jamaknya yakni mala’ikah (ملائكة).

Kata mal’ak dalam bahasa Ibrani diucapkan dengan lafal mal’akh (מלאך) yang juga berarti "utusan". Bunyi huruf kaf dalam bahasa Ibrani lebih condong ke bunyi H serak, sementara dalam bahasa arab bunyi huruf Kaf cenderung lebih ke bunyi K namun dengan akhiran bocor seperti H sehingga terdengar "Ak*h".

Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, berdasarkan Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) beserta tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut:

Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.

Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.

Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (Al Baqarah 2:97,98 dan At Tahrim 66:4), Mikail (Al Baqarah 2:98) dan Malik (Al-Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an; ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Kemudian, dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.

Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk[86] tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya. Hanya Nabi Muhammad ﷺ yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.[87]

Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.

Pertemuan Muhammad dengan beberapa malaikat penting dalam perjalanannya melalui bidang surgawi, memainkan peran utama dalam narasi versi Ibn Abbas.[88][89] Banyak cendekiawan seperti Al-Tha`labi menarik penafsiran mereka di atas narasi ini, namun tidak dapat menghasilkan angelologi yang mapan yang dikenal dalam agama Kristen.

Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:

Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indra, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.

Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.

Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.

Menurut syariat Islam ada beberapa tempat di mana para malaikat tidak akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhoh, Imam Al-Khothobi, dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:

Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatat oleh para Imam, di antaranya adalah Ahmad, Bukhari, Tirmidzy, Muslim, dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.[106]

Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.[107]

Bisnis.com, JAKARTA - Ucapan belasungkawa adalah ekspresi simpati dan penghormatan yang disampaikan kepada keluarga atau orang terdekat seseorang yang telah meninggal.

Tujuan utama ucapan belasungkawa adalah memberikan dukungan moral, penghiburan, dan doa kepada keluarga yang berduka, serta menghormati kenangan dan kehidupan almarhum/almarhumah.

Ucapan belasungkawa bisa bersifat umum atau didasarkan pada nilai-nilai agama tertentu, seperti dalam konteks Islam, Kristen, Hindu, Budha, atau agama lainnya.

Ucapan ini mencerminkan rasa kehilangan, empati, dan harapan akan ketenangan roh almarhum di kehidupan setelah mati.

Ucapan belasungkawa biasanya juga menyertakan doa, harapan, atau pesan-pesan positif yang bertujuan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan.

Selain itu, ucapan belasungkawa bisa diucapkan secara lisan, ditulis dalam surat, kartu belasungkawa, atau media komunikasi lainnya, tergantung pada tradisi dan preferensi masing-masing individu atau keluarga yang berduka.